Memperingati Hari Thalassemia yang jatuh pada tanggal 8 Mei kemarin, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) mengadakan sebuah seminar kesehatan mengenai penyakit Thalassemia.
Thalassemia ternyata masih belum begitu dikenal oleh masyarakat, karena faktanya masih banyak yang belum tahu atau mengerti mengenai penyakit tersebut. Karena itulah pada seminar kali ini, akan dijelaskan dengan detil apa itu penyakit Thalassemia dan apakah bisa dicegah serta dapatkah disembuhkan.
Narasumber seminar (Kiri ke kanan)
Dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma
Dr. Teny Tjitra Sari
Dr. Iswari
Dona Rifana (Thalassemia Survivor)
Apa itu Thalassemia?
Merupakan penyakit genetik dimana sel darah merah mudah rusak atau mudah pecah, umurnya lebih pendek dari sel darah merah yang normal sekitar 120 hari, karena itu si penderita akan mengalami anemia akut dan memerlukan transfusi darah seumur hidup.
Penyakit ini merupakan penyakit keturunan dari kedua orangtuanya kepada anak dan keturunannya, jadi bila tidak diketahui menderita Thalassemia, penyakit ini akan terus diwariskan oleh keturunannya.
Penyebab Thalassemia.
Sel darah merah yang mudah pecah ini disebabkan karena tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin (Hb) utama manusia, yang menyebabkan penderita menjadi pucat karena kekurangan darah atau anemia. Hemoglobin itu sendiri merupakan suatu zat didalam sel darah merah yang berfungsi mengangkat zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh, selain itu yang memberikan warna merah pada sel darah merah.
Anemia akut pada penderita Thalassemia hanya dapat diatasi dengan transfusi darah seumur hidup. Namun, transfusi darah yang terus dilakukan ini dapat menyebabkan efek samping komplikasi seperti penumpukan zat besi di seluruh organ, pembengkakan hati, limpa dan komplikasi lainnya.
Cara Mengetahui Menderita Thalassemia.
- Memiliki riwayat penyakit keluarga yang menderita Thalassemia.
- Pucat dan lemas.
- Riwayat transfusi berulang.
- Pemeriksaan darah.
- Sering sakit atau rentan terkena infeksi.
- Perut membuncit, pembengkakan pada hati dan limpa.
Pembagian Thalassemia.
Thalassemia dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
- Thalassemia Mayor, yang memerlukan transfusi darah seumur hidup, rutin setiap 4 minggu sekali. Dapat diketahui sejak bayi.
- Thalassemia intermedia, memerlukan transfusi darah namun tidak rutin. Dan terdiagnosis pada anak yang lebih besar.
- Thalassemia Minor / pembawa sifat, secara klinis sehat dan normal, tidak ada gejala, dan tidak memerlukan transfusi. Namun pada pemeriksaan darah ditemukan kadar Hb yang sedikit dibawah normal.
Berikut Beberapa Pola Penurunan Penyakit Thalassemia :
1. Kedua orangtua menderita Thalassemia minor/pembawa sifat, keturunannya:
25% menderita Thalassemia Mayor
25% normal
50% Thalassemia Minor/pembawa sifat
2. Kedua orangtua salah satunya menderita Thalassemia minor/pembawa sifat, keturunannya:
50% Normal
50% Thalassemia minor/pembawa sifat
3. Kedua orangtua salah satunya menderita Thalassemia mayor, keturunannya :
100% Thalassemia Minor/pembawa sifat.
4. Kedua orangtua salah satunya menderita Thalassemia mayor dan satunya menderita Thalassemia minor, keturunannya :
50% Thalassemia Mayor
50% Thalassemia Minor/pembawa sifat
5. Kedua orangtua sama-sama menderita Thalassemia Mayor, keturunannya 100% menderita Thalassemia Mayor.
Pencegahan Thalassemia.
Hidari pernikahan antara dua orang pembawa sifat Thalassemia. Caranya dengan melakukan skrining Thalassemia, yaitu pemeriksaan darah dan analisis Hb untuk mengetahui menderita Thalassemia atau tidak. Sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan dari awal atau sedini mungkin atau sebelum menikah. Lebih baik dilakukan pada usia remaja.
Ibu yang sedang hamil dari pasangan pembawa sifat Thalassemia, dapat memeriksakan janinnya, dan jika janin tersebut positif menderita Thalassemia lakukan konsultasi genetik.
Pemeriksaan Laboratorium sangat penting dilakukan, karena untuk penderita Thalassemia minor/pembawa sifat tidak menunjukkan gejalanya dan tidak berbeda dengan orang normal, hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan darah.
(Skrinning Thalassemia)
Siapa Saja Disarankan Untuk Skrining Thalassemia?
- Memiliki riwayat keluarga penderita Thalassemia.
- Memiliki gejala anemia.
- Pasangan usia subur (skrining pranikah).
- Kadar Hb rendah.
- Gambaran sel darah darah merah abnormal.
Thalassemia Dapat Disembuhkan atau Tidak?
Thalassemia Belum dapat disembuhkan, bagi penderita Thalassemia Mayor membutuhkan transfusi darah seumur hidupnya, selain itu para penderita pun harus memgkonsumsi obat khusus setiap harinya. Selain itu ada pula terapi khusus seperti cangkok sumsum tulang, terapi sel punca dan terapi genetik lainnya, namun dengan biaya yang tidak sedikit, dapat menghabiskan biaya lebih dari 2 milyar untuk setiap pasien penderita, karena hanya dapat dilakukan diluar negeri.
Saat ini untuk mendapatkan pengobatan optimal para pasien Thalassemia masih membutuhkan biaya sekitar 300-400 juta rupiah di setiap tahunnya, dan dapat meningkat seiring bertambahnya usia pasien dan komplikasi yang dialami.
Itulah mengapa dilakukan skrining Thalassemia dari awal, agar dapat dilakukan pencegahan dan penekanan pertambahan penderita Thalassemia, dan dapat melahirkan generasi maju yang bebas Thalassemia.
Pemeriksaan skrining Thalassemia dapat dilakukan di Puskesmas, Rumah Sakit dan juga dapat dilakukan oleh beberapa Laboratorium Rujukan.
Mari kita putuskan mata rantai Thalassemia, dengan menyebarkan informasi tentang Thalassemia, agar masyarakat luas dapat mengetahui dan lebih sadar tentang Thalassemia, sehingga tidak ada lagi warisan yang tidak diharapkan ini.
Informasi lebih lanjut mengenai Thalassemia dapat mengunjungi link berikut ini :
https://www.thalassemia.org
http://www.cooleysanemia.org
http://www.thalassaemia-yti.org
https://www.facebook.com/ThalassemiaMovement/
https://www.p2ptm.kemkes.go.id
Nice info ni. Jadi banyak tau sekarang
BalasHapusIya bun, semoga keluarga kita sehat selalu ya..Aamiin
HapusMakin paham jadinya apa itu thalassemia, semoga kita sehat selalu dan semakin menurun angka yang terkena
BalasHapusAku malah baru tahu nama penyakit thalasemia ini. Makasih ya artikelnya jadi menambah wawasan aku banget
BalasHapusWahh informatif bgt artikelnya kak bkin nambah pengetahuan bgt, sukses terus kak heheh
BalasHapusAstaghfirullah, transfusi darah seumur hidup?? jangan sampe terjadi pada kita semua ya ka :(
BalasHapusKarena itu yuk kita cegah penurunan Thalassemia
HapusIlmunya sangat bermanfaat bgt mbak, ku jadi tahu tentang penyakit ini, pemeriksaan & perawatan sangat bagus ya bagi kesehatan tubuh kita
BalasHapusKadang ada yang takut skrining karena khawatir jadi beban ke depannya, tapi sebetulnya lebih cepat diketahui = lebih cepat ditangani, ya...
BalasHapusbener banget nih screening sebelum nikah, paling gak kita tau sih keluarga calon suami adakah indikasi penyakit menurun, bukan gimana sih biar lebih siap aja kalau keduanya pembawa sifat mungkin kalau punya anak harus ada treatmen tertentu
BalasHapusKarena itu diperlukan kejujuran setiap pasangan apakah keluarga ada yg mengidap, atau bahkan pasangan kita sendiri si penderita
Hapusini tuh penting sih ikut seminar kayak gini biar tau banyak informasi swputar sgala penyakit
BalasHapusTerima kasih, aku jadi punya pengetahuan tentang penyebab penyakit Thalassemia
BalasHapusTerimakasih banyak berkat artikel ini aku jadi tambah ilmu soal penyakit satu ini. Tambah wawasan juya
BalasHapusAduuuh ngeri, jangan sampe terjadi pada kita semua dan keluarga amiiin
BalasHapusKaka ilmu nya bermanfaat bangt...maa syaa allah 🤗
BalasHapusthalasemia ini emang agak ngeri ya mba soalnya dia merupakan penyakit keturunan
BalasHapusyang paling menarik ni skrining thalasemia, jadi pengen deeh ada dimana ya kira2
BalasHapusBaru tau aku penyakit thalasemia ini.. Bermanfaat ya
BalasHapusNice info, penting nih ya pemeriksaan awal apalagi buat yg mau rencana menikah
BalasHapusmakasih info nya kak..
BalasHapusmemang sekarang tuh harus menyempatkan diri untuk medical check up
Sekarang jadi tau aku dan bagaimana pencegahannya supaya keluarga terhindar dari penyakit ini
BalasHapusoh ... aku baru tahu, Thalassemia merupakan penyakit genetik dimana sel darah merah mudah rusak atau mudah pecah, berarti kita harus waspada
BalasHapusAku pernah dengar tentang penyakit thalassemia, setelah baca detail postingan ini jadi lebih aware semoga senantiasa dijauhkan dari thalassemia ini... Aamiin��
BalasHapusSosialisasi seperti ini sangat penting mengingat kadang orang orang kurang memerhatikan dan waspada
BalasHapusIh jangan sampai deh kena thalasemia. Biaya mahal dan sedih melihat orang terdekat terkena penyakit ini
BalasHapusWah.. begini ternyata. Sebelumnya saya enggak tau jelasnya gmn. Tfs ya mom.
BalasHapusNgeri ya kak, harus transfusi seumur hidup. Inu lah penting nya juga mendonorkan darah bagi yang sehat, bisa di pakai untuk sodara2 kita yang punya sakit Thalasemia ini. Jangan sampai mereka kekurangan darah saat harus transfusi.
BalasHapusThalasemia ini penderitanya lumayan banyak juga di Indonesia ya kak. Semoga pengetahuan orang tua secara dini dapat membantu penderita untuk segera sembuh
BalasHapusMari jaga kesehatan, semoga kita dijauhkan dr segala penyakit amiin
BalasHapusSemoga para penderita thalassemia bisa diberi kekuatan dan segera ditemukan obatnya ya. Semangat nih buat para dokter dan ahli obat. Berjuang demi penderita thalassemia.
BalasHapusSebelum nikah, wajib tes kesehatan masing2 calon pengantin. Plus cari tahu riwayat penyakit keluarga. Jadi bisa diantisipasi lebih dini
BalasHapustransfusi seumur hidup? ngeri eyy.. biayanya mahal mula, semoga kita selalu diberi kesehatan Aaamiin
BalasHapusSemoga kita dihindarkan yaa dari penyakit Thalassemia ini. Karena belum ada obatnya juga. Jadi lebih menghargai kesehatan. Tfs yaa Mbak Selvi
BalasHapusAda anak tetangga ibuku yang kena thalassemia. Kasian rasanya setiap bulan butuh darah karena anemia. Jadi ortunya dapat info untuk rajin minum buah bit. Alhamdulillah ternyata memang membantu
BalasHapusBaca ulasan Mbak Selvi, wawasan saya jadi bertambah soal thalassemia ini.
BalasHapusberarti, tidak ada pilihan lain bagi seorang anak ya, Mbak. Kalau orang tuanya thalassemia, maka anaknya pasti akan kena. Dan itu akan terus berlanjut, saat anaknya menikah dan mempunyai keturunan juga. Semoga nanti ada cara untuk memutus mata rantai ini.
Saya taunya penyakit thalassemia ini seperti penyakit nya ussy sulistiawati, istrinya andhika ya..
BalasHapusTapi kalo dia thalassemia minor Kayaknya.
wah nambah wawasan banget soal thalassemia
BalasHapussemoga kita bisa menjaga kesehatan ya
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Thanks infonya sekarang jadi tahu bedanya kurang darah biasa sama gejala Thalasemia.
BalasHapusMakasi sharingnya mba. Kemarin anakku divonis suspect thalasemia juga trus disuruh konsumsi zat tambah darah
BalasHapusKasihan sekali yg menderita penyakit ini ya.
BalasHapusHarus rutin cuci darah.
Semoga kita selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT, dan yg punya penyakit ini diberi kesabaran dan rezeki agak bisa terus berupaya sehat, Aamiin ya Allah
Saya baru tahu info lengkap Thalassemia dari artikel ini, Setuju kdengan edukasi dan sosialisasi seperti ini maka bisa diputuskan mata rantai Thalassemia. Dengan menyebarkan informasi tentang Thalassemia, masyarakat luas dapat mengetahui dan lebih sadar tentang Thalassemia, sehingga tidak ada lagi warisan yang tidak diharapkan ini
BalasHapusTFS Mbak:)
Semoga yang sedang diberi sakit bisa segera sembuh ya, juga diberi kesabaran.
BalasHapusMakasih banyak, jadi tahu Thalasimea. Salah satu teman penulis juga kena Thalesimea dan ampe sekarang terus menjalani transfusi darah.
BalasHapusYa Allah... penyakit ini sungguh membuat ngilu dan ngeri. Saya pernah baca dulu saat masih suka baca tabloid, tentang thalassemia. Dahulu, penyakit ini bisa langsung memiskinkan keluarga. Sekarang, alhamdulillah ada BPJS ya
BalasHapusAku tahu tentang penyakit Talasemia ini dari penulis Pipiet Senja yang juga kena. Trus rekan kerjaku juga ada yang kena anaknya.
BalasHapusJadi keinget pas belajar Biologi dulu mbak...
BalasHapusKebetulan dulu hb-ku emang rendah sih, sampai pernah transfusi zat besi jg, tapi belakangan setelah treatment udah normal. Ternyata gak bisa disepelekan ya, khawatir jg, tapi insyaAllah gk ada ke arah sana sih...
Jadi nambah lagi ya sebelum nikah screening thalasemia jg, hasil akhirnya terserah pasangan tsb...
Hmm.. baru tau tentang thalassemia ini.
BalasHapusHoror juga sih kalau sudah menyangkut darah..
Tapi, apa penyakit ini hanya karena faktor genetik atau keturunan saja?
Ada gejala lain kah yang lebih spesifik jika kita terjangkit??
Terimakasih info nya. Sgt bermanfaat sekali. Menjaga lebih baik dr of mengobati. Itu yg aq temui sekarang. Jaga pola hidup, dan nikmati hidup.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNice info, terimakasih untuk infonya mba :), jadi lebih award sama tubuh kita
BalasHapus