Senin, 09 Desember 2019

Digitalisasi Sekolah dalam Pekan Perpustakaan Kemendikbud 2019



Dunia pendidikan saat ini perlu lebih diperhatikan, mulai dari kualitas guru serta tahapan dari pembelajaran siswa. Dan juga selain mentransfer ilmu, guru juga harus dapat memberikan perhatian kepada siswanya, dengan begitu akan menimbulkan kedekatan antara guru dan siswa, sehingga akan memudahkan guru dalam memberikan pelajaran.

"Didiklah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka akan hidup di zaman mereka, bukan pada zamanmu"

Selain itu juga, semakin bertambahnya zaman, juga semakin berubah cara pembelajaran, saat ini teknologi dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, karena itulah seorang pengajar pun jangan sampai ketinggalan dengan info teknologi. Saat ini juga dunia pendidikan sudah menggunakan teknologi, salah satunya dalam ujian, sekolah sudah menggunakan komputer dan secara online.


Dalam rangka Pekan  Perpustakaan Kemendikbud 2019, telah di gelar acara temu blogger untuk dapat mengetahui lebih jauh dunia pendidikan saat ini.


Pekan ini berlangsung untuk memperingati berdirinya Perpustakaan Kemendikbud sejak 15 tahun yang lalu. Tentunya di selenggarakan di Perpustakaan Kemendikbud, senayan, Jakarta.

Dalam acara temu blogger kali ini, mengusung tema mengenai Guru dan Kesejahteraan, Digitalisasi Sekolah / Pembelajaran. Yang dihadiri oleh narasumber yang terkait, yaitu :

Bapak Ade Erlangga (Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM))

• Bapak Hasan Chabibie (Kepala Pustekkom)

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) adalah salah satu  unsur pendukung  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan yang bertanggungjawab kepada Menteri melalui Sekretariat Jenderal

Bpk. Ade Erlangga (tengah)
Bpk. Hasan Chabibie (kiri)



Rumah Belajar


Apa Itu Portal Rumah Belajar?

Portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh Guru dan Tenaga Kependidikan, Siswa serta masyarakat luas.

Dengan menggunakan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis. Rumah Belajar dapat diakses secara online maupun offline.  Dapat diakses secara mudah melalui PC, Laptop, maupun Smartphone (tersedia versi android di Playstore)


Acara Temu Blogger


TANTANGAN GENERASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


  • Dalam 5 tahun ke depan akan menyebabkan hilangya 5 juta pekerjaan.
  • Pekerjaan yang paling banyak dibutuhkan saat ini adalah pekerjaan yang 10 tahun yang lalu atau 5 tahun yang lalu belum pernah ada.
  • Diperkirakan 65% anak yang masuk sekolah dasar saat ini akan bekerja pada suatu pekerjaan yang benar-benar baru dan belum ada saat ini.

Pendidikan 4.0 harus selaras dengan tuntutan revolusi industri 4.0 dan mampu menyiapkan lulusan yang siap menghadapi revolusi industri masa akan datang dimana mereka akan menjalani hidup.

Standart Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2017 yaitu meliputi :

Kompetensi Pedagogik;
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

Kompetensi Profesional;
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Kompetensi guru mata pelajaran adalah :
Menjelaskan penerapan hukum-hukum pada mata pelajaran dengan teknologi dan fakta yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2016;

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.


20 komentar:

  1. nah nah.. zaman now memang musti jalan beriringan ya. kalaupun teknologi memiliki dua sisi, baik dan tak baik, artinya tetap bisa dikembangkan sisi baiknya. makanya saiya bingung dengan programnya pak walikota bandung #eh

    BalasHapus
  2. Jaman berkembang, pendidikan Juga harus ikut menyesuaikan perkembangan jaman sepertinya ya mba.. Sepertinya akan banyak jenis pekerjaan baru yang tadinya tidak begitu dianggap, bisa menjadi banyak peminat Juga di kalangan anak Masa kini

    BalasHapus
  3. Mungkin ini menjadi salah satu alasan banyak sekolah yang saat ini mewajibkan siswanya mempunyai ponsel, ya? Di sekolah anak-anakku belum. Tapi di tetangga, anak-anak usia SD sudah diberikan ponsel oleh orangtuanya karena katanya diwajibkan oleh sekolah. Ada tugas-tugas yang informasinya tinggal diakses dari ponsel. Orangtua pun bisa mengetahui perkembangan akademik putra-putrinya lewat ponsel itu.

    Belum terlalu paham, sih, tapi mungkin ada aplikasi dari sekolah yang harus diunduh gitu kali, ya?

    Dunia pendidikan kita memang membutuhkan inovasi besar karena ya itu, ke depan profesi-profesi baru kemungkinan besar akan bermunculan.

    BalasHapus
  4. Saya setuju sekali dengan paragraf pembukanya, Mbak Selvi. Jadi pendidikan anak-anak zaman sekarang ahrus diperhatikan. Soalnya menurut saya, sangat membebani anak-anak. Misalnya anak SD yang terlalu banyak PR-nya. Pelajaran tidak diterangkan dan sistim LKS. Jadi maunya materi disesuaikan dengan kemampuan anak-anak.
    Nah, soal penyesuaian karena anak-anak tidak akan hidup di zaman kita, tapi nanti di zaman mereka, ini memang perlu sekali. pegenalan internet, perpustakaan onlen, termasuk portal rumah belajar sudah tepat.

    BalasHapus
  5. Portal rumah belajar ini sudah sering sea dengar mba Selvi. Rumah belajar ini direkomendasikan banyak kawan yang juga suka dunia parenting untuk mendukung anak belajar di rumah menggantikan situs belajar berbayar.

    BalasHapus
  6. Sepertinya portal rumah belajar ini belum banyak yang tau. Saya jadi pengen buka portalnya. Terkait hp, saya masih maju mundur membelikan smartphone untuk anak saya karena masih belum bisa memantau secara langsung aktivitasnya menggunakan hp. Takut bablas mbak.

    BalasHapus
  7. Wah-wah aku jadi penasaran lho Kak ama rumah belajar ini. Apalagi bisa diakses online ama offline ya. Penasaran ada apa sajakah di rumah belajar itu. Ngomong-ngomong semoga kualitas guru dan termasuk pendidik di rumah semakin baik dan berkualitas ya. Karena generasi selanjutnya berkualitas atau tidak, tergantung pendidiknya juga

    BalasHapus
  8. Aplikasi rumah belajar ini asal digarap optimal dan up to date pasti banyak yang pakai ya Kak, masalahnya kalau udah terkait sama pemerintah suka angin-anginan.

    BalasHapus
  9. Selain 2 kompetensi di atas, kemampuan yg perlu juga dimiliki seorang pendidik adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Agar guru bs menjadi teladan bagi para siswanya. Sukses ya Pekan Perpustakaannya.

    BalasHapus
  10. Wah, iya, benar juga, mendidik anak harus sesuai zamannya. Selama ini saya khawatir kalau mengenalkan aplikasi ke anak. Khawatir menambah jam screent time mereka. Tapi belajar juga menjadi major issue buat si tengah saya yang doyan mbolang. Saya akan pelajari portal rumahbelajar dulu aaah...
    Makasih ya

    BalasHapus
  11. Betul banget, Mbak. Semakin berkembangnya zaman, semakin metode pengajaran di sekolah harus disesuaikan supaya anak-anak Indonesia mampu bersaing secara sehat saat mereka dewasa. Portal belajar, aku baru denger ini. Btw, thanks for sharing ya Mbak.

    BalasHapus
  12. Rumah belajar ini website gtu ya mbak? Alamat urlnya buat akses di mana ya tepatnya? Aku jd penasaran ini buat anak usia sekolah aja atua bisa buat umum?
    Zaman skrng emang belajar bisa di mana aja ya, asalkan bisa terkoneksi inet.

    BalasHapus
  13. Tantangan ke depannya untuk anak anak kita memang luar biasa ya mbak... Ngomongin soal perpustakaan kemendikbud, aku belum pernah ke sana. Perlu biat jadwal untuk ke sana...

    BalasHapus
  14. Saya pernah tuh ikut dua kali untuk jadi duta rumah belajar. Tapi selalu saja gagal karena belum nyelesaiin tugas2 yang diberikan. Rumah belajar itu bermanfaat sekali untuk membantu anak2 dibrumah mendapatkan pelajarannya

    BalasHapus
  15. Bener banget.Dulu aja aku gak kepikiran nulis di blog bisa jadi profesi.Gak terbayangkan profesi apa yang muncul 30 tahun lagi

    BalasHapus
  16. Saya pribadi pernah memikirkan akan ada jenis pekerjaan baru di era anak2 saya bekerja nanti.
    Sekarang saja sudah banyak pekerjaan yang bisa di handle dari rmh, tdk harus ngantor.
    Tapi ada kerabat saya yg sudah sepuh, bagi beliau kalo gak ngantor itu ya gak kerja.

    BalasHapus
  17. Bener banget setuju mbak, bahwa yang akan dihadapi kedepannya adalah generasi penuh inovasi. Harus menciptakan pekerjaan yang baru dan belum pernah ada

    BalasHapus
  18. Sekatang sudah masuk industri 4.0, d mn butuh yenaga kerja yg kreatif. Karna semua bs d lakukan oleh robot, kebayang skill apanyg d butuhkan beberp tahun k depan, ssh siapkah kita menyongsong semua itu?

    BalasHapus
  19. Mendukung industri 4.0 emang penting banget yac bun. Para pengusaha harus melek mata akan perkembangan teknolohi.

    BalasHapus
  20. Memang proses belajat mengajar sekarang perlu ya ... mengikuti digitalisasi. Dan perlu disosialisasikan agar anak-anak lebih bijak saat online

    BalasHapus