Program Langit Biru, udara bebas polusi |
Ngerasain ga sih kalau akhir-akhir ini udara di Jakarta semakin terasa panas dan juga lebih banyak bau asap kendaraan, meskipun sudah memasuki musim hujan. Apalagi saat sebelum pandemi, langit di jakarta itu terlihat lebih pekat dengan asap dan polusi. Kebayang banget banyak gas ada asap beracun yang sering kita hirup tanpa sengaja.
Agak sulit memang menemukan udara segar di Jakarta, pada pagi hari sudah penuh dengan lalu lalang kendaraan, macet dimana-mana. polusi udara menjadi meningkat. Penyebab utamanya tentu dari banyaknya asap kendaraan yang mengeluarkan gas berbahaya jika sering terhirup. Apalagi kendaraan yang padat dan juga menggunakan bahan bakar yang menghasilkan gas karbon dioksida. Tentunya jika terus terjadi akan membahayakan lingkungan hidup. Lalu jalan apakah yang bisa ditempuh dalam mengatasi pengurangan Polusi Udara di Jakarta atau pun daerah lainnya?
Penggunaan masker wajah kenyataannya diperlukan sebelum adanya pandemi berlangsung, karna polusi udara juga sama berbahayanya. Meskipun pandemi sudah tiada, penggunaan masker harus terus digunakan, menghindari paparan dari polusi udara.
PROGRAM LANGIT BIRU.
Untuk dapat mengatasi pencemaran udara terutama di kota besar, diadakannya sebuah program untuk mengendalikan Polusi udara dengan dicanangkannya Program Langit Biru.
Karna itulah diadakannya diskusi publik secara virtual melalui zoom membahas mengenai PENGGUNAAN BBM RAMAH LINGKUNGAN yang dihadiri oleh :
- Tulus Abadi (YLKI)
- Faby Tumiwa (Institute for Essential Service Reform (IESR))
- Muhammad Nafi (Redaktur)
- Dasrul Chaniago (Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK)
Program langit biru merupakan program yang memiliki tujuan untuk dapat mengendalikan serta untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dan mampu mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor. Yang telah dicanangkan pertama kali sejak tahun 1996 oleh kementrian LH.
Hingga beberapa tahun kemudian keluarlah Kepmen LH No.141/2003 mengenai mengatur emisi gas buang pada kendaraan bermotor dengan BBM standart Euro 2.
Namun pada November 2015, dalam menjalankan Program Langit Biru, Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan Paris Protocol on Climate Change yang berlangsung di Perancis. Pada saat itu presiden berkomitmen untuk melakukan mengurangi emisi karbon hingga 40%. Meskipun banyak menganggap terlalu percaya diri.
Dan menyusul juga di atur kembali dengan Kepmen KLHK No.20/2017, yang mewajibkan kendaraan bermotor menggunakan BBM standart Euro 4.
Pada kenyataannya, mengurangi emisi karbon hingga 40% sulit untuk terwujud, karena masih menggunakan BBM yang belum memenuhi standart Euro.
Dengan adanya program ini, tentunya ingin mengajak masyarakat untuk merasakan menggunakan Bahan Bakar Minyak atau BBM berkualitas baik untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Juga mengantisipasi krisis lingkungan dari pencemaran polusi udara, karna sekitar 75% diakibatkan dari sektor transportasi darat/ranmor pribadi yang menggunakan BBM tidak ramah lingkungan.
Program Langit Biru dilaksanakan secara bertahap dimulai tanggal 7 November 2020 dikota Jamali (Jawa, Madura dan Bali).
Karena itulah dahulu sempat BBM Premium mulai langka, karna salah satu rekomendasi Tim Reformasi Mafia Migas pemerintah diminta menghapus BBM premium, karna agar masyarakat menggunakan BBM Pertalite yang dianggap ramah lingkungan. Dan seiring berjalannya waktu di tahun 2018 kebijakan tersebut dibatalkan, hingga akhirnya premium kembali hadir, tentu masyarakat banyak beralih kembali ke premium.
BBM RAMAH LINGKUNGAN.
Penggunaan BBM yang ramah lingkungan seperti pertalite sangat berpengaruh pada lingkungan udara yang bersih dan sehat. Memang harganya jauh lebih mahal dibanding dengan harga premium, tapi hitungannya akan lebih murah dalam biaya kesehatan. Dalam programnya, Pertamina memberikan diskon atau potongan harga, agar masyarakat merasakan kelebihannya dan manfaat menggunakan pertalite.
Banyak yang bilang premium sangat murah, tetapi sebenarnya justru premium lebih mahal, karna pastinya akan mengakibatkan polusi udara yang dapat berakibat buruk pada kesehatan, yang membuat mengeluarkan biaya perawatan kesehatan untuk menyembuhkan dari penyakit yang diakibatkan dari polusi udara, misalkan sakit jantung, pernapasan, asma dan lainnya.
Kembali mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadarannya dalam menurunkan polusi udara di Jakarta, dengan menggunakan BBM yang ramah lingkungan.
Disaat Pandemi sekarang ini, mendapatkan dampak positif, dimana banyak masyarakat hanya beraktivitas didalam rumah, hingga volume kendaraan di jalan raya berkurang, dampaknya polusi udara juga berkurang, sehingga langit jakarta tampak terlihat biru dan bersih. Sangat signifikan pengaruhnya, karena itulah pentingnya menggunakan BBM yang ramah lingkungan, jika semua orang menggunakan kendaraan kembali dan beraktivitas seperti biasa, tentunya tidak akan meningkatkan polusi udara.
Ayok kita dukung program Langit Biru demi untuk kehidupan kita saat ini, juga untuk masa depan yang akan dirasakan oleh anak cucu kita. Di mulai dengan penggunaan BBM Ramah Lingkungan.
Baru tau aku ada program ramah lingkungan BBM biru seperti ini dan sangat berguna banget yah tentunya
BalasHapusWah ada BBM ramah lingkungan, semoga programnya menyebar merata ke semua lapisan
BalasHapusSuamiku pakenya emang pertalite. Waktu itu kutanya kok ga pake premium padahal lebih murah, jawabnya sih lebih bagus aja. Ternyata emang pengaruh juga ke kesehatan ya karena pertalite lebih ramah lingkungan
BalasHapusSenang ya kalau punya langit itu membiru seperti sekarang ini. Salah satu hal positif dari pandemi yang menyebabkan org hrs di rmh saja, konsumsi bbm kendaraan pribadi pun menurun.
BalasHapusDi pandemi ini kita memang lihat langit kembali biru karena penerapan PSBB, semoga hadirnya BBM ramah lingkungan dapat membuat langit biru tetap mudah kita lihat ya
BalasHapusMemang terasa sekali sejak pandemi udara lebih segar. Karena berkurangnya polusi dari asap kendaraan dan aktivitas industri. Senangnya jika program ini bisa berjalan efektif hingga seluruh pelosok negeri. Btw, ayahku juga lebih suka pakai pertalite. Katanya lebih baik buat kendaraannya juga
BalasHapusAku selama ini pakai Petralite, dqn terkadang Pertamax. Kalau Premium sudah gak pakai. Dan di sini juga sudah gak beredar
BalasHapus