Pada awal sekolah menutup aktivitasnya, anak-anak masih antusias belajar dirumah, mereka merasakan ada rasa leluasa dari pekerjaan-pekerjaan sekolah. Namun lama kelamaan, hingga 1 bulan selanjutnya, anak-anak sudah merasa mulai jenuh belajar dari rumah. Apalagi yang masih sekolah tingkat PAUD, TK maupun yang SD kelas 1, mereka mulai uring-uringan, ada yang tidak mau belajar, ada juga yang kangen dengan guru dan teman disekolahnya.
Begitu pun dengan orang tua terutama seorang ibu, merasa pekerjaannya bertambah banyak. Seperti yang aku alami dan rasakan, berikut beberapa tantangan yang mungkin selain aku alami, juga dialami oleh ibu-ibu lainnya
- Selain mengurus rumah dan keluarga, seorang ibu juga harus melakukan bimbingan belajar sebagai pengganti guru disekolah. Disitulah tantangan dalam menyeimbangkan pekerjaan dan pendampingan anak.
- Dalam kerepotan dirumah, membuat seorang ibu juga sulit mengontrol emosi saat menghadapi si kecil.
- Kebosanan dan kejenuhan pun pastinya juga dirasakan.
- Hingga timbul rasa cemas menanti situasi kembali seperti sedia kala.
Sesi Kulwhap Parenting.
Setelah menghadapi situasi diatas, sangat beruntung ada sesi kulwhap yang membahas mengenai Home Learning. Aku pun turut bergabung dan antusias menyimaknya.Dalam sesi kulwhap kali ini, narasumber yang dihadirkan yaitu Saskhya Aulia Prima, M.Psi., Psikolog. Seorang psikolog anak.
Saskhya Aulia Prima, M.Psi., Psikolog |
Menurut narasumber, bahwa dalam melakukan Home Learning sebetulnya ada sisi yang menarik.
- Kesempatan mengenal si kecil dengan lebih baik. Saat dirumah aja, orang tua jadi lebih dapat memahami kelebihan dan kekurangan si kecil.
- Saat yang tepat untuk melatih daya juang dan tahan mental si kecil. Seperti dapat membangun inisiatif dan rasa tanggung jawab si kecil. Hingga akan membangun kreativitas si kecil.
Ibu Saskhya juga memberikan beberapa hal untuk orang tua selama melakukan home learning, agar orang tua dapat maksimal mendampingi si kecil.
- Ekspetasi terhadap diri sendiri dan si kecil.
- Lebih memperhatikan dalam manajemen waktu, lokasi dan prioritas.
- Manajemen emosi diri sendiri dan si kecil.
- Dapat mengatur rutinitas harian.
- Memperhatikan gaya hidup, cukup nutrisi, olahraga dan waktu tidur.
Setelah orang tua dapat mengatur dan mengatasi emosinya, dan siap melakukan home learning. Saatnya untuk mengetahui melakukan home learning untuk anak yang berusia dibawah 8 tahun.
Anak-anak akan mengalami tantangan di area emosi, terkadang mengalami penurunan kemampuan. Selain itu anak-anak juga membutuhkan aktivitas fisik dan bergerak minimal 3-4 jam per harinya. Belajar dirumah membuat anak merasa tidak termotivasi, karena menurut anak-anak, rumah merupakan tempat yang nyaman, hingga timbul rasa malas.
Ibu Saskhya juga memberikan beberapa Hacks yang dapat dilakukan selama Home Learning berlangsung, agar dapat lancar dan membuat anak lebih termotivasi.
Hacks 1. Yaitu cara memberi instruksi agar anak dapat mudah memahami.
- saat memberikan instruksi, pastikan untuk melihat mata anak, selain itu bisa dengan melakukan hal untuk menarik perhatian si anak.
- memberikan instruksi disampaikan dengan cara jelas dan spesifik
- berikan instruksi satu persatu
- saat memberikan kalimat perintah jangan lupa untuk menghargai perasaan anak.
- dapat juga dengan melatih anak mendengarkan instruksi dengan cara kegiatan yang menyenangkan.
Hacks 2. Membantu si kecil fokus terhadap suatu tugas.
- saat belajar sedang berlangsung, usahakan untuk ditempat yang kondusif, tidak ada gangguan yang membuat si kecil hilang fokus. Seperti ruang yang terlalu sempit atau pun mainan yang menarik perhatian si kecil.
- saat belajar pada waktu si kecil dengan kondisi prima, bukan pada saat si kecil lapar atau mengantuk.
- tentu berikan juga waktu isitirahat, agar si kecil dapat melakukan kegiatan fisik.
- latih rentang fokus si kecil dengan kegiatan yang dapat meningkatkan konsentrasinya. Seperti membaca buku, mewarnai dan lainnya.
Hacks 3. Memanfaatkan Gadget dengan positif.
Dalam menggunakan gadget tentu tidak selalu memberi hal negatif buat si kecil, namun harus ada aturan dalam menggunakannya. Tentu diberikan waktu yang tepat dalam menggunakan gadget, dan tetap dalam pengawasan orang tua. Untuk peletakan gadget usahakan jangan di kamar tidur atau ruang makan, serta manfaatkan gadget dengan hal-hal positif bisa dengan belajar melalui gadget atau games melatih kreatifitas anak.
Hacks 4. Membantu menyesuaikan si kecil dengan perubahan.
Disini peran orang tua sangat dibutuhkan, dalam menyesuaikan perubahan, rutinitas harian tetap dijalankan. Tentu juga sediakan 15 menit/hari untuk bermain bersama si kecil agar keresahan anak dapat mereda. Bisa dengan bermain bola tangkap atau ikut meniru apa yang dilakukan si kecil. Jangan lupa sering-sering usap anak dengan lembut.
Hacks 5. Cara membantu si kecil mengelola emosinya.
Ada 5 langkah yang dapat dilakukan oleh para orang tua :
- Sadari dan kenali emosi anak
- Cari celah untuk kesempatan memberikan koneksi
- Bantu anak menyebut emosinya
- Komunikasikan bahwa kita memgerti perasaan anak.
- Ajarkan anak cara sehat menyelesaikan emosinya.
Hacks 6. Cara melatih ketangguhan mental anak.
Saat anak butuh bantuan orang tua, jangan langsung buru-buru membantu si kecil, berikan waktu untuk si kecil dalam mengatasinya sendiri. Selain itu dalam memotivasi si kecil untuk maju, dapat melakukan suatu aktivitas dengan diberikan tingkat kesulitan secara perlahan. Dan saat si kecil menemui kesulitan, tunjukkan bahwa kita bisa mengerti kesulitannya agar si kecil lebih cepat tenang dan dapat berdiskusi. Dalam bermain pun biasakan menggunakan barang yanga da dirumah, jangan selalu membeli barang yang baru dan juga berikan pujian spesifik untuk menghargai usaha si kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar